Kamis, 20 Desember 2012

No one care like you do


Saat aku menulis ini, aku telah berbulan-bulan sendiri tanpa seseorang yg perhatian setiap saat. Mungkin sudah berbulan-bulan pula hati ini kosong.....
Kosong bukan berarti tanpa seseorang, tapi kosong karena seperti kehilangan ‘rasa’ yg sebelumnya ada, sebelumnya menjadi teman setia, menjadi sebuah hal yg selalu dapat mengubah mood.
Maaf jika aku lancang menyakitimu, bukan maksud untuk membalas dendam atas apa yg pernah kamu perbuat dan kamu tidak kapok. Kamu mengulangi hal yg membuatku sakit sedemikian dalam dan pada akhirnya aku kehilangan ‘rasa’ yg sebelumnya telah susah payah aku bangun bersamamu.
Runtuh secara perlahan seiring dengan perbuatanmu.
Apa aku salah? Apa aku kurang ajar? Aku merasa pantas, aku merasa berhak. Rasa ini memang perlahan hilang, walaupun tetap bersisa. Semenjak sebelum kita pisah, rasa itu sudah mulai runtuh secara perlahan namun belum sepenuhnya. Dan suatu ketika, tepat di tanggal kita yg ke 22, kamu mutusin buat pergi ninggalin aku.
Kekagetanku membuat aku berusaha untuk mempertahankan kita, kita yg sudah terjalin lama, bagiku sangat lama...... tapi akhirnya aku merelakanmu, bye.
Yah...... walaupun kesedihan melingkariku selama beberapa waktu, waktu yg tidak terlalu lama dan aku berusaha bangkit. Aku bisa walaupun tanpa kamu, aku bisa walaupun aku sendiri, aku yakin semua ini adalah yg terbaik buat kita, buat kebahagiaan kita masing-masing.
Dan hatikupun melayang..... tidak tenggelam, tapi juga tidak terapung. Bimbang dalam sebuah perasaan, perasaan yg aneh, yg membuat rasa bersalah ada lagi, menghujam dengan hebatnya. Namun seketika itu juga hilang dan disambut dengan secercah kebahagiaan yg hanya aku sendiri yg dapat merasakannya.
Dia...
Dia yg semenjak sebelum kamu pergi, memberi warna baru dalam hidupku. Aku menemukan senyum malu-maluku yg telah lama hilang. Menggantikan senyum-senyum yg kadang aku paksa untuk terkembang. Dia......... seperti sebuah pelangi, pelangi yg begitu indah.
Aku masih ingat dengan jelas, dia menghubungiku melalui saluran telepon, suaranya yg tidak seperti biasanya menyambut dari seberang, dan itu...... menyenangkan.
Kamu tidak tahu betapa spesialnya hal se-sepele itu bagiku, tapi kamu tidak memahami apa yg aku mau, sebuah teks itu tidak cukup. Aku tidak bisa tahu bagaimana nada suaramu, senang / sedih? Atau mungkin datar-datar saja? Entahlah.
Suaranya yg hangat membuatku tersenyum sepanjang saluran telpon itu belum terputus. Bahkan setelah terputuspun semakin tidak bisa hilang senyum dari bibirku ini, membuat aku insomnia .
Kecewa. Itu perasaanku ke kamu.
Sebongkah kebahagiaan seakan-akan menyongsongku setelah dia datang.
Walaupun kedekatan ini sepertinya sudah sangat biasa baginya. Bagiku? Allahuakbar. Pesan darinya sudah bisa membuatku selalu melihat layar hp, takut-takut kalau dia sms tapi aku tidah mengetahuinya. Takut jika sms hanya beberapa potong dialog saja. Takut.....
Ketakutanku ini sebenarnya tanpa sebab. Aku hanya teman dekatnya, teman curhat yg selalu menasehati kalau dia berbuat diluar garis. Dia yg memintaku untuk mengingatkannya agar dia sadar. Kembali menuju jalan penuh ridha-Nya.
Sedikit banyak aku mulai berhasil. Tembakau yg biasa dia hisap pun mulai berkurang, alkohol dan segala yg berbau ‘nakal’ pelan-pelan mulai dia hindari.
Satu hal yg susah. Playboy.
Curhatannya hampir semuanya tentang cewek. Cewek. Cewek.
Segala daya dan upaya udah aku coba buat nyadarin dia, tapi yah........ sifat itu seperti sudah mendarah daging. Mau diapakan juga susah.
Tapi herannya, dia ini playboy yg suka masak, cengeng, dan takut darah.
Alhamdulillah aku bisa mengetahuinya secara nyata. Aku terlibat di dalamnya. Sederhana tapi itu menyenangkan.
Playboy sudah wajar kalau romantis. Tapi ya namanya juga ahli dalam bidangnya, walaupun sudah mengetahui tabiat busuknya, tetap saja aku terjerat. Alay? Berarti Anda belum pernah jatuh cinta.
No one care like you do. Layaknya adegan di sinetron, si cowok memberikan jaket atau kemeja untuk si cewek agar tidak kedinginan. Dan aku mengalaminya. Iri? Kasian :p
Layaknya sebuah pelangi seperti yg aku katakan tadi.
Pelangi itu indah.
Pelangi muncul setelah hujan turun dibantu oleh matahari.
Pelangi itu momen langka.
Jarang terjadi, tapi selalu dinantikan.
Pelangi itu....... sementara.
Hanya muncul sesaat setelah hujan turun.
Pelangi itu dia.
Dia muncul hanya dalam waktu yg singkat, kemudian hilang bagai ditelan bumi. Pelangi yg ini berbeda, dia tidak muncul lagi setelah hujan badai atau apapun menerpaku.
Aku merindukan pelangi yg dulu aku idam-idamkan saat masih kecil. Dan sekarang, aku merindukan pelangi yg berbeda dari masa kecilku.